Saturday, January 5, 2019

MEDSOS DAN PEMILU
Metode kampanye mendatangkan masa ataupun mendatangi setiap rumah rumah yang pada pemilu pemilu terdahulu dilakukan oleh setiap peserta pemilu hari ini sudah sedikit bergeser, keramain hiruk pikuk penyampaian informasi tentang visi misi calon pemimpin di negeri inipun sudah beralih ke ruang ruang maya yang sudah bisa di jangkau lewat smartphone yang hari ini di isi dengan berbagai pilihan media sosial dan dengan sangat mudah pemilik suara bisa melontarkan gagasan serta kritikan bahkan sampai ke ujaran kebencian.
Untuk kalangan yang relatif terdidik, kampanye menggunakan media sosial lebih efektif ketimbang baliho dan spanduk. Orang yang relatif terdidik dan well inform ini tidak akan percaya isi baliho atau spanduk, tapi lebih percaya pada perkataan teman atau koleganya di media sosial.
Namun hati ini kita lebih di suguhkan tentang kabar atau berita yang bisa di katakan kurang mendidik bahkan disinilah hebatnya pengaruh negatif dari media sosial bisa membius banyak masyarakat bahkan sampai bisa menjadikan Indonesia yang dikenal dunia karena memiliki banyak suku dan budaya hari ini karena medsos suku itu hanya terbagi menjadi dua seperti yang sudah kita ketahui hari ini.
Lalu apa yang di harapkan oleh peserta pemilu dengan model kampanye seperti ini jawaban nya tidak lain dan tidak bukan adalah meraih simpati dari para pemilik suara yang baru yang kita kenal dengan istilah milenial yang di prediksi oleh KPU ada sekitar 34,2 dari suara yang sudah ada namun yang disuguhkan hari ini bukan visi misi ataupun harapan mau dimana bangsa ini tetapi lebih ke berita berita yang kurang bisa di nikmati oleh kaum muda saling mengejek drama drama hoax hari ini di suguhkan oleh elit elit bangsa ini dengan harapan untuk menjatuhkan lawan politiknya padahal adanya pemilu adalah salah satu cara agar masyarakat memahami arti dari dinamika demokrasi seperti apa yang di katakan oleh Haris (2006: 10)
Bahwa pemilu adalah merupakan salah satu bentuk pendidikan politik bagi rakyat, yang bersifat
langsung, terbuka, masal, yang diharapkan bisa mencerdaskan pemahaman
politik dan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai demokrasi. Maka dati itu mati kita jaga Indonesia ini yang sudah di perjuangkan oleh para pendahulu kita dengan mensukseskan pemilu dengan jangan saling menghina karena perbedaan pilihan politik itu hal yang wajar, jangan bagikan kabar kabar yang masih yidak bisa di pertanggungjawabkan ke benaranya.

JADILAH PEMILIH YANG CERDAS
M. SYAMSUDDIN ABDILLAH