Saturday, January 19, 2013

Sejarah Singkat Berdirinya PMII


Pergerakan mahasiswa islam Indonesia (PMII) lahir karena menjadi suatu kebutuhan dalam menjawab tantangan zaman. Berdirinya organisasi pergerakan mahasiswa islam Indonesia bermula dengan adanya hasrat kuat para mahasiswa NU untuk mendirikan organisasi mahasiswa yang beridiologi ahlussunnah wal jamaah. Dibawah ini adalah beberapa hal yang dat dikatakan sebagai penyebab berdirinya PMII.
1.       Carut marutnya situasi politik bangsa Indonesia dalam kurun waktu 1950-1959.
2.       Tidak menentunya system pemerintahan dan perundang-undangan yang ada.
3.       Tidak enjoynya lagi mahasiswa NU yang bergabung di HMI karena tidak terakomodasinya dan terpinggirkannya mahasiswa NU.
Kedekatan HMI dengan salah satu parpol yang ada (Masyumi) yang notabene HMI adalah undebouwnya.
Hal-hal tersebut diatas menimbulkan kegelisahan dan keinginan yang kuat dikalangan intelektua-intekektual muda NU untuk mendirikan organisasi sendiri sebagai wahana penyaluran aspirasi dan pengembangan potensi mahasiswa-mahasiswa yang berkultur NU. Disarming itu juga ada hasrat yang kuat dari kalangan mahasiswa NU untuk mendirikan organisasi mahasiswa yang berediologi ahlussunnah wal jamaah.
Proses berdirinya
                Proses kelahiran PMII terkait  dengan perjalanan Ikatan elajar Nahdlatul Ulama (INPU), yang lahir  pada 24 februari 1954, dan bertujuan untuk mewadahi dan mendidik kader-kader NU demi meneruskan perjuangan NU namun dengan pertimbangan aspek psikologis dan intelektualitas. Para mahasiswa NU menginginkan sebuah wadah tersendiri. Sehingga berdirilah ikatan mahasiswa Nahdhatul Ulama (IMANU) pada desember 1955 di Jakarta, yang diprakarsai oleh beberaa pimpinan pusat IPNU, diantaranya Tolchah Mansur, Ismail Maky, dll.
                Namun akhirnya IMANU tidak berumur panjang, karena PBNU tidak mengakui keberadaannya. Hal itu cukup beralasan mengingat pada saat itu baru saja dibentuk IPNU pada tanggal 24 Februari 1954,apa jadinya kalu bayi yang baru lahir belum mampu merangkak dengan baik sudah menyusul bayi baru yang minta diurus dan dirawat dengan baik lagi.
                Dibubarkannya IMANU tidak membuat semangat mahasiswa NU menjadi luntur, akan tetapi semakin mengobarkan semangat untuk memperjuangkanerebon 27-31 Desember 1958,  diambilah langkah komromi oleh BNU dengan mendirikian Deartemen Perguruan Tinggi IPNU untuk menampung aspirasi Mahasiswa NU namun setelah disadari bahwa departemen tersebut tidak efektif, serta tidak cukup kuat menampung aspirasi mahasiswa NU (Sepak terjang kebijakan masih harus terikat denga structural PP IPNU), akhirnya pada konverensi besar IPNU 14-17 Maret 1960 di Kaliurang Jogjakarta, melahirkan keputusan “perlunya didirikan suatu organisasi mahasiswa secara khusus bagi mahasiswa Nahdliyin”. Dibentuk panitia yang terdiri dari 13 orang dengan waktu 1 bulan dan tempatnya di Surabaya gedung Madrasah Mualimin Wonokromo Surabaya (YPP Khadijah sekarang /secretariat PC PMII Surabaya sekarang) pada tanggal 14-16 April 1960. Ke-13 orang tersebut adalah:
1.       Cholid Mawardi (Jakarta)                              8. Hilman (bandung)
2.       Said Budairi (Jakarta)                                      9. Laily Mansur (surakarta)
3.       M sobich ubaid (jakarta)                               10. Munsif Nahrawi (yogyakarta)
4.       M makmun syukri BA (bandung)                               11. Nuril Huda Suaidy (surakarta)
5.       H ismail makky (Yogyakarta)                        12. M Cholid Narbuko (malang)
6.       Abd wahab jailani (semarang)                    13. Ahmad Husain (makasar)
7.       Hisbullah huda (surabaya)  

Sebelum melakukan musyawarah mahasiswa nahdliyin 3dari 13 orang tersebut (yaitu Hisbullah huda, Said Budairy, dan M Makmun Syukri BA) tanggal 19 maret 1960 berangkat ke Jakarta untuk menghadap ketua tadfidziah PBNU, KH. Dr. Idham Khalid untuk meminta nasehat sebagai pedoman pokok. Pada pertemuan dengan PBNU  pada tanggal 24 maret 1960 ketua PBNU menekankan hendaknya organisasi yang akan di bentuk itu benar-benar dapat di andalkan sebagai kader partai NU dan menjadi mahasiswa yang berprinsip ilmu untuk di amalkan bagi kepentingan rakyat, bukan ilmu untuk ilmu.
Adapun musyawarah di kaliurang tersebut akhirnya menghasilkan keputusan :
1.       Berdirinya organisasi Nahdliyin, dan organisasi tersebut diberi nama ergerakan Mhasiswa Islam Indonesia.
2.       Penyusunan peraturan dasar PMII yang dalam mukodimahnya jelas dinyatakan bahwa PMII merupakan kelanjutan dari departemen perguruan tinggi  IPNU-IPPNU.
3.       Persidangan dalam musyawaroh Mahasiswa Nahdliyin itu dimulai tanggal 14-16 April 1960, sedangkan peraturan dasar PMII dinyatakan berlaku mulai  21 syawal 1379 H atau bertepatan pada tanggal 17 April 1960 sehingga PMII dinyatakan berdiri pada tanggal 17 Aril 1960.
4.       Memutuskan membentuk  tiga orang formatur yaitu Haji Mahbub Junaidi sebagai ketua umum, A Cholid Mawardi sebagai ketua 1, dan M Said Budairy sebagai sekretaris umum PB PMII, susuna pengurus pusat PMII periode pertama ini baru tersusun secara lengkap pada bulan Mei 1960.
Sejarah perkembangan
Orda lama (1960-1965)
                Dalam waktu yang relatif singkat, PMII mampu berkembang pesat sampai berhasil mendirikan 13 cabang yang terbesar di berbagai pelosok indonesia karena pengaruh besar NU. Dalam perkembangannya PMII juga terlibat aktiv, baik dalam pergulatan po;otik serta dinamika perkembangan kehidupan mahasiswa dan keagamaan di indonesia (1960-1965).
                Pada 16 Desember 1960 PMII masuk dalam PPMI dan mengikuti kongre IV PPMI (5 Juli 1961) di yogyakarta sebagai pertama kalinya PMII mengikuti kongres federasi organisasi ekstra universitas. Peran PMII tidak terbatas dida;am negri saja, tetapi juga terlibat dalam perkembangan duniainternasional. Terbukti pada bulan september 1960, PMII ikut berperan dalam konferensi Panitia Forum Pemuda Sedunia (Konstituen Meeting of Youth Forum) di Moscow, Uni Soviet. Tahun 1962 menghadiri seminar World Assembly of Youth (WAY) di kuala Lumpur, Malaysia Festifal Pemuda Sedunia di Helsinki, irlandia dan seminar General Unionof Palestina Student (GUPS) di kairo Mesir.
                Di dalam negri, PMII melibatkan diri terhadap persoalan politik dan kenegaraan, terbukti pada tanggal 25 Oktober 1965, berawal dari undangan Mentri Perguruan Tinggi Syarif Thoyyib kepada berbagai aktifis mahasiswa untuk membicarakan situasi nasional saat itu, sehingga dalam ujung pertemuan disepakati terbentuknya KAMI (kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) yang terdiri dari PMII, HMI, dan GERMAHI yang dimaksudkan untuk menggalang kekuatan mahasiswa indonesia dalam melawan rongrongan dan meluruskan penyelawengan yang terjadi. Sahabat Zamroni sebagai wakil dari PMII dipercaya sebagai ketua Presidium, dengan keberadaan tokoh PMII diposisi strategis menjadi bukti diakuinya komitmen dan kapabilitas PMII untuk semakin  pro aktif dalam menggelorakan semangat juang demi kemajuan dan kejayaan indonesia.
                Usaha konkrit dari KAMI yaitu mengajukan TRITURA dikarenakan persoalan tersebut yang paling dominan menentukan arah perjalanan bangsa indonesia. Puncak aksi yang dilakukan KAMI adalah penumbangan Rezim Orde lama yang kemudian melahirkan Orde baru.
Orde Baru (1965-1998)
                Pmii tetap melakukan gerakan-gerakan moral terhadap kasus dan penyelewengan yang dilakukan oleh penguasa sejak orde baru
                Harus diakui bahwa sejarah paling besar dalam PMII adalah ketika digunakan oleh independensi dalam deklarasi Mumajati, 14 Juli 1972  dalam MUBES III tersebut dilakukan rekonstruksi perjalanan PMII selama 12 tahun analisa untung rugi ketika PMII tetap bergabung (dependen) pada induknya (NU), namun setelah itu pertimbangan tidak jauh dari proses pendewsaan. PMII sebagai organisasi kepemudaan ingin lebih eksis di mata bangsanya. Hal ini terlihat jelas dari tiga butir pertimbangan yang melatar belakangi independensi PMII tersebut:
·         Butir pertama, PMII melihat pembangunan dan pembaharuan mutlak memerlukan insan indonesia yang bebbudi luhur, takwa kepada Allah, berilmu dan bertanggung jawab, serta cakapdalam mengamalkan ilmu pengetahuannya.
·         Butir kedua, PMII sebagai organisasi Pemuda Indonesia, sadar akan peranannya untuk ikut bertanggung jawabbagi keberhasilan bangsa untuk dinikmati oleh rakyat.
·         Butir ketiga, PMII yang senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan idialisme sesuai denga idialisme Tawang Mangu, menuntut berkembangnya sifat-sifat kreatif, sikap keterbukaan dan pembinaan ras dan tanggung jawab.
                Berdasarkan pertimbangan tersebut, PMII menyatakan diri sebagai organisasi independen, tidak terikat baik sikap maupun tindakan dengan siapapun, dan hanya komitmen dengan perjuangan organisasi dan cita-cita perjuangan nasional yang berlandaskan pancasila.
                Sampai disini belum dijumpai adanya motif lain dari independensi itu kecuali proses pendewasaan. Hal ini didukung oleh manifesto butir terahir yang ,menyatakan bahwa dengan independensi PMII tersedia adanya kemungkinan-kemungkinan alternatif yang lebih lengkap lagi bagi cita-cita perjuangan organisasi yang berdasarkan islam yang Ahlussunnah wal Jamaah.

No comments:

Post a Comment