Monday, January 28, 2013

PELATIHAN LEADERSHIP (Strategi Perkembangan Organisasi)

Dalam kajian kali ini,pembahasannya mengenai SPO(strategi Pengembangan Organisasi) yang menjadi  obyek pembahasannya adalah organisasi intra kampus yang ada di stitaf yaitu DEMA,di mulai dari sejarah singkatnya,bahwa nama DEMA tidak begitu saja muncul karena pada tahun 2005-2006 nama organisasi di kampus stitaf itu masih menggunakan nama SEMA dan nama DEMA itu sendiri muncul pada tahun 2006-2007 hingga sampai saat ini dan pada saat itu masa kepemimpinan kakak abid yang saat ini menjadi nara sumber pada pelatihan leadership pada kesempatan kali ini.Adapun kenapa pergantian nama itu di lakukan??dari kak abid sendiri menjabarkan secara singkat dan lugas bahwa SEMA itu merupakan system kuno di tambah juga pada saat itu mahasiswa yang ada di stitaf berparadigma layaknya seorang siswa yang mana gerak-gerik dari dosen tidak ada tentangan sedikitpun dari mahasiswa,padahal seorang mahasiswa seharusnya sudah mempunyai pendirian sendiri dalam menerima sebuah kebijakan bukan hanya di atur oleh kebijakan orang lain seperti saat masih sekolah jadi beliau punya inisiatif untuk meruntuhkan paradigm seperti itu dengan memeperbarui system baru dalam organisasi intra kampus stitaf yaitu dengan mengganti namanya dengan DEMA,jadi secara garis besar beliau merupakan pendiri dan presiden pertama dalam kerajaan DEMA yang hingga saat ini tongkat estafet kepemimpinan di pegang oleh sahabat shoim asyhari.semoga apa yang di harapkan dari kak abid bisa terus berlanjut dan di pertahankan oleh pemimpin-pemimpin DEMA saat ini dan di masa mendatang..amin
Saya hanya akan meringkas apa yang saya baca saat pelatihan hari ini,kata pertama yang keluar  dari kak abid seperti ini:perpustakaan??kualitas dosen??pertanyaan yang menjadi dasar paradigma dalam mengembangkan intelektual seorang maasiswa.jadi bisa di tarik kesimpulan dari dua factor itu bisa di katakana menjadi kualitas seorang mahasiswa yang ada di kampus,di mulai dari perpustakaan.sudahkah tempat refrensi itu bisa memenuhi kebutuhan para mahasiswa yang benar-benar terbentuknya karakter dan daya kritisnya di saat dia membaca.di lanjutkan dari kualitas dosen??akankah sudah mumpuni menjadi pengajar serta pembimbing bagi para pemuda yang memiliki tongkat bangsa di ketua tangannya.saya kira inilah sedikit problem yang ada dalam kampus stitaf.
Setelah problem di atas harusnya menjadi acuan para mahasiswa untuk menalar kebijakan-kebijakan yang ada di kampus khususnya untuk kinerja para pengurus DEMA yang mana dari kritikan beliau DEMA itu seakan-akan berada dalam bayang-bayang ketua 3 dengan kebutuhan dema butuh dengan ketua 3 bukan ketua 3 yang membutuhkan DEMA seperti halnya mahasiswa yang kurang akan prinsip dengan seorang mahasiswa seakan-akan membutuhkan kampus bukan kampusnya yang membutuhkan kita sebagai mahasiswa.Bisa di buka sedikit untuk menalarnya.Sekarang UKM yang di hapus pada 2006 tapi karena alasan dari dosen,UKM malah di gunakan kembali adapun alasannya seperti ini:1.untuk mengetaui nilai padahal subtansi yang ada pada UKM itu sama pada UAS ataupun UTS dengan pola yang sama yaitu dari pembayaran.dengan kata lain subtansi itu bertumpu pada kenyataan subtansi keutungan yang di dapat dari pembayaran padahal apa yang ada susgguhlah kurang,mulai dari fasilitas kita masih minim,dosen kurang berkualitas,DLL.
Bisa di ambil contoh,Pada zamannya kak abid soal penolakan UKM,beliai menggerakan semua smester untuk mogok karena di rasa UKM hanya membuang uang tanpa kualitas ataupun kuantitaf kampus yang memadai.di sinilah kita sebagai DEMA harus lebih bisa menganalisa keadaan kampus yang real dan benar-benar real.jadi perkembangan ini di mulai dengan dalam kampus lewat kebijakan-kebijakan yang dengan alimnya kita terima,khususnya bisa dengan menganalisa badget.
STITAF itu butuh mahasiswa bukan malah sebaliknya,pradigma ini yang harus di pegang teguh dan menyebar pada mahasiswa-mahasiwa lain,lah anjuran dari beliau harus belajar dari kampus lain sebelum membahas perkembangan organisasi dari luar kalau dari dalam dulu..organisasi stitaf untuk mengembangkannya lewat organisasi dari wilayah sekaran,maduran,atau sekitarnya dengan cara mengembangkan informasi dengan organisasi-organisasi sekitar daerah stifaf ini jika ingin bisa di kenal luas dan kalaupun mau di kenal di kalangan dosen lewat 2 model yaitu baiklah dengan sebaik-baiknya dan sebaliknya dengan artian jangan takut dengan resiko apa yang akan di berikan dosen terhadap sikap yang akan kita ambil karena haruslah paradigm itu di rubah dari kampus yang membutuhkan kita(mahasiswa).contohnya menggerakan dari 50 anak untuk merubah system di kampus yang sangatlah minim dan menjadi mahasiswa yang sesungguhnya dan dema yang benar-benar menjadi badan elit di dalam kampus stitaf.
“bukalah dialetika kita yang tidak hanya berada dan angkrem di kampus sendiri saja”inilah yang sangat di harapkan oleh kak abid.
Di kampus ada PMII,lah jaringan sangatlah perlu dengan berkomunikasi dengan organisasi lain.karena pada akhirnya semua ini benar-benar sangat di perlukan untuk mengembangkan sayap kita agar tidak bingung saat kita membutuhkan pada waktu nanti untuk masuk dalam sebuah lembaga dan dema pun seperti itu karena untuk melebarkan sayap.dari beliau dengan banyak jaringan akan memperkaya kazanah akal fikir(logika) dan membanyak kesempatan serta peluang sedangkan dari agama itu mempererat tali silaturrahmi antar umat.
Support boking jaringan,dengan membangun informasi dari sekitar wilayah terus melebar dan seterusnya.tapi problem kita sekarang ini itu MALESSSS !!!!
PERTANYAAN
1.Bagaimana untuk menggairahkan mahasiswa untuk mengikuti kegiatan dalam atau luar kampus?

a.situasi dan kondisi,dengan apa yang di harapkan teman2 dengan sebuah pencapaian(kerepe arek2 opo?)dengan pemetaan yang di buat seorang presma untuk turun ke per semester
b.mendesain untuk merangsang dari apa yang di harapkan para maasiswa
c.hingga bisa merubah paradigm para mahasiswa yang cupu atau tidak memperdulikan tentang      paradigm mahasiswa sesungguhnya
Dengan intinya pengurus DEMA haruslah kreatif !membaca setiap poin di atas untuk menarik mahasiswa pada jalur intelektual seorang mahasiswa yang kritis yang tercanangkan dalam visi misi presma dan sekjen sekarang ini.dari awal sederhana tapi menjadi mesin inti yang menggerakkan perangkat-perangkat lain dari maasiswa 1 menjadi virus untuk mahasiswa lain.kembali lagi dimana paradigma kampus yang di butuhkan mahasiswa dari mahasiswa yang di butuhkan kampus.
2.Apakah cita-cita kita?
                Apapun itu,kita harus focus pada apa yang kita inginkan dan juga kita akan lebih mudah mendapatkan cita-cita itu,bisa kita memulai dengan membuat planning-planing untuk mempersiapkan sebua cita-cita.
                Mungkin hanya ini yang saya serap dari beliau saat menerangkan tentang SPO(strategi Pengenmbangan Organisasi).atas saran dan kritikannya saya harapkan serta semoga bermanfaat.

By : Ainul Abid

2 comments: