Dalam
kajian kali ini,pembahasannya mengenai SPO(strategi Pengembangan Organisasi)
yang menjadi obyek pembahasannya adalah
organisasi intra kampus yang ada di stitaf yaitu DEMA,di mulai dari sejarah
singkatnya,bahwa nama DEMA tidak begitu saja muncul karena pada tahun 2005-2006
nama organisasi di kampus stitaf itu masih menggunakan nama SEMA dan nama DEMA
itu sendiri muncul pada tahun 2006-2007 hingga sampai saat ini dan pada saat
itu masa kepemimpinan kakak abid yang saat ini menjadi nara sumber pada
pelatihan leadership pada kesempatan kali ini.Adapun kenapa pergantian nama itu
di lakukan??dari kak abid sendiri menjabarkan secara singkat dan lugas bahwa
SEMA itu merupakan system kuno di tambah juga pada saat itu mahasiswa yang ada
di stitaf berparadigma layaknya seorang siswa yang mana gerak-gerik dari dosen
tidak ada tentangan sedikitpun dari mahasiswa,padahal seorang mahasiswa
seharusnya sudah mempunyai pendirian sendiri dalam menerima sebuah kebijakan
bukan hanya di atur oleh kebijakan orang lain seperti saat masih sekolah
jadi beliau punya inisiatif untuk meruntuhkan paradigm seperti itu dengan
memeperbarui system baru dalam organisasi intra kampus stitaf yaitu dengan
mengganti namanya dengan DEMA,jadi secara garis besar beliau merupakan pendiri
dan presiden pertama dalam kerajaan DEMA yang hingga saat ini tongkat estafet
kepemimpinan di pegang oleh sahabat shoim asyhari.semoga apa yang di harapkan
dari kak abid bisa terus berlanjut dan di pertahankan oleh pemimpin-pemimpin
DEMA saat ini dan di masa mendatang..amin
Saya hanya
akan meringkas apa yang saya baca saat pelatihan hari ini,kata pertama yang
keluar dari kak abid seperti ini:perpustakaan??kualitas
dosen??pertanyaan yang menjadi dasar paradigma dalam mengembangkan intelektual
seorang maasiswa.jadi bisa di tarik kesimpulan dari dua factor itu bisa di katakana
menjadi kualitas seorang mahasiswa yang ada di kampus,di mulai dari
perpustakaan.sudahkah tempat refrensi itu bisa memenuhi kebutuhan para
mahasiswa yang benar-benar terbentuknya karakter dan daya kritisnya di saat dia
membaca.di lanjutkan dari kualitas dosen??akankah sudah mumpuni menjadi
pengajar serta pembimbing bagi para pemuda yang memiliki tongkat bangsa di
ketua tangannya.saya kira inilah sedikit problem yang ada dalam kampus stitaf.
Setelah
problem di atas harusnya menjadi acuan para mahasiswa untuk menalar
kebijakan-kebijakan yang ada di kampus khususnya untuk kinerja para pengurus DEMA
yang mana dari kritikan beliau DEMA itu seakan-akan berada dalam bayang-bayang ketua
3 dengan kebutuhan dema butuh dengan ketua 3 bukan ketua 3 yang membutuhkan
DEMA seperti halnya mahasiswa yang kurang akan prinsip dengan seorang mahasiswa
seakan-akan membutuhkan kampus bukan kampusnya yang membutuhkan kita sebagai
mahasiswa.Bisa di buka sedikit untuk menalarnya.Sekarang UKM yang di hapus pada
2006 tapi karena alasan dari dosen,UKM malah di gunakan kembali adapun
alasannya seperti ini:1.untuk mengetaui nilai padahal subtansi yang ada pada
UKM itu sama pada UAS ataupun UTS dengan pola yang sama yaitu dari pembayaran.dengan
kata lain subtansi itu bertumpu pada kenyataan subtansi keutungan yang di dapat
dari pembayaran padahal apa yang ada susgguhlah kurang,mulai dari fasilitas
kita masih minim,dosen kurang berkualitas,DLL.
Bisa di ambil
contoh,Pada zamannya kak abid soal penolakan UKM,beliai menggerakan semua
smester untuk mogok karena di rasa UKM hanya membuang uang tanpa kualitas
ataupun kuantitaf kampus yang memadai.di sinilah kita sebagai DEMA harus lebih
bisa menganalisa keadaan kampus yang real dan benar-benar real.jadi
perkembangan ini di mulai dengan dalam kampus lewat kebijakan-kebijakan yang
dengan alimnya kita terima,khususnya bisa dengan menganalisa badget.
STITAF itu
butuh mahasiswa bukan malah sebaliknya,pradigma ini yang harus di pegang teguh
dan menyebar pada mahasiswa-mahasiwa lain,lah anjuran dari beliau harus belajar
dari kampus lain sebelum membahas perkembangan organisasi dari luar kalau dari
dalam dulu..organisasi stitaf untuk mengembangkannya lewat organisasi dari
wilayah sekaran,maduran,atau sekitarnya dengan cara mengembangkan informasi
dengan organisasi-organisasi sekitar daerah stifaf ini jika ingin bisa di kenal
luas dan kalaupun mau di kenal di kalangan dosen lewat 2 model yaitu baiklah
dengan sebaik-baiknya dan sebaliknya dengan artian jangan takut dengan resiko
apa yang akan di berikan dosen terhadap sikap yang akan kita ambil karena
haruslah paradigm itu di rubah dari kampus yang membutuhkan kita(mahasiswa).contohnya
menggerakan dari 50 anak untuk merubah system di kampus yang sangatlah minim
dan menjadi mahasiswa yang sesungguhnya dan dema yang benar-benar menjadi badan
elit di dalam kampus stitaf.
“bukalah dialetika kita yang tidak hanya
berada dan angkrem di kampus sendiri saja”inilah yang sangat di harapkan
oleh kak abid.
Di kampus ada
PMII,lah jaringan sangatlah perlu dengan berkomunikasi dengan organisasi
lain.karena pada akhirnya semua ini benar-benar sangat di perlukan untuk
mengembangkan sayap kita agar tidak bingung saat kita membutuhkan pada waktu
nanti untuk masuk dalam sebuah lembaga dan dema pun seperti itu karena untuk
melebarkan sayap.dari beliau dengan banyak jaringan akan memperkaya kazanah
akal fikir(logika) dan membanyak kesempatan serta peluang sedangkan dari agama
itu mempererat tali silaturrahmi antar umat.
Support boking
jaringan,dengan membangun informasi dari sekitar wilayah terus melebar dan
seterusnya.tapi problem kita sekarang ini itu MALESSSS !!!!
PERTANYAAN
1.Bagaimana untuk menggairahkan mahasiswa
untuk mengikuti kegiatan dalam atau luar kampus?
a.situasi dan kondisi,dengan apa yang di harapkan teman2 dengan sebuah
pencapaian(kerepe arek2 opo?)dengan pemetaan yang di buat seorang presma untuk
turun ke per semester
b.mendesain untuk merangsang dari apa yang di harapkan para maasiswa
c.hingga bisa merubah paradigm para mahasiswa yang cupu atau tidak memperdulikan
tentang paradigm mahasiswa
sesungguhnya
Dengan intinya pengurus DEMA haruslah kreatif
!membaca setiap poin di atas untuk menarik mahasiswa pada jalur intelektual
seorang mahasiswa yang kritis yang tercanangkan dalam visi misi presma dan
sekjen sekarang ini.dari awal sederhana tapi menjadi mesin inti yang
menggerakkan perangkat-perangkat lain dari maasiswa 1 menjadi virus untuk
mahasiswa lain.kembali lagi dimana paradigma kampus yang di butuhkan mahasiswa
dari mahasiswa yang di butuhkan kampus.
2.Apakah cita-cita kita?
Apapun itu,kita harus focus pada apa yang kita
inginkan dan juga kita akan lebih mudah mendapatkan cita-cita itu,bisa kita
memulai dengan membuat planning-planing untuk mempersiapkan sebua cita-cita.
SALAM PERGERAKAN...!!!
ReplyDeleteSalam Pergerakan, Sahabat Zaki
ReplyDelete