Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan junjungan kita
Rosulullah S.A.W, beserta sahabat dan keluarganya.
Secara langsung maupun tidak langsung, atas bimbingan dan bantuan
dari semua pihak, baik melalui pikiran maupun material, untuk itu saya menyampaikan
terima kasih kepada:
1.
Bapak Drs. H. Malik
Zuhri MM.Pd. Selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Fattah (STITAF)
lamongan.
2.
Ibu Mawadatur
Rohmah, M.SI Selaku
dosen pengampu mata kuliah Materi IAD,IBD,dan ISD di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Fattah
(STITAF) lamongan.
3.
Keluarga dan para
sahabat yang selalu memberikan inspirasi saya.
Demikian makalah ini saya buat, saya menyadari bahwa makalah ini
masih terdapat kekurangan, karena itu kepada para pembaca di mohon kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah saya.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Kondisi pemuda saat ini sangat memperhatikan,dari segi kpribadian yang
kehilangan karakter seorang yang berpendindikan dan budaya yang mulai tidak di
hargai lagi.Kita bisa lihat di siaran-siaran tv nasional yang mana menayangkan
berita tentang pemuda yang sering tawuran,padahal dengan seragam yang melekat
rapi di tubuh para pemuda itu sudahlah nampak jelas bahwa seharusnya sangat
tidak pantas kalau seorang terpelajar berbuat hal yang sangat bersebrangan
dengan apa yang telah di dapatkan dari bangku pendidikan.
Kak Seto : Kesalahan
Dalam Sistem Pendidikan Nasional, Aksi tawuran antar pelajar yang beberapa
waktu lalu kembali terjadi, bahkan hingga menimbulkan korban jiwa, menjadi
keprihatinan yang mendalam bagi semua pihak. Semua menyayangkan aksi tawuran
yang seakan sudah menjadi tradisi di kalangan pelajar di Indonesia, khususnya
di kota besar seperti Jakarta.
Pemerhati masalah anak, Seto Mulyadi, termasuk salah satu pihak yang sangat menyayangkan 'budaya' memalukan itu. Menurutnya, 'budaya' atau tradisi tawuran di kalangan pelajar di kota besar seperti Jakarta merupakan bentuk kesalahan di dalam sistem pendidikan nasional, baik itu di dalam keluarga maupun sekolah. Nuansa kekerasan, katanya, senantiasa memenuhi sendi kehidupan para remaja, khususnya
Pemerhati masalah anak, Seto Mulyadi, termasuk salah satu pihak yang sangat menyayangkan 'budaya' memalukan itu. Menurutnya, 'budaya' atau tradisi tawuran di kalangan pelajar di kota besar seperti Jakarta merupakan bentuk kesalahan di dalam sistem pendidikan nasional, baik itu di dalam keluarga maupun sekolah. Nuansa kekerasan, katanya, senantiasa memenuhi sendi kehidupan para remaja, khususnya
Itu
barulah segelintir permasalah yang sedang di alami pemuda bangsa kita,namun
dalam makalah ini hanya akan mengambil salah satu permasalahan dari rentetan situasi
yang begitu rancau dan sulit sekali menemukan titik temu,padahal ideologi
bangsa kita begitu jelas terpampang dalam benak kita sebagai warga bangsa
Indonesia namun nyatanya kita tidak sepenuhnya memahami sila lima yang sudah
dari SD kita mempelajarinnya.kembali ke permasalahan budaya dengan pemuda
bangsa kita,akhir-akhir ini begitu ramai
tentang budaya yang di akui oleh Negara lain dan saat itu pula kita
gempar dan meneriaki hak kepemilikan budaya kita yang mau di ambil Negara
lain.padahal jelas sebelumnya kita begitu diam dan merasa tidak memperdulikan
budaya yang mau di akui Negara lain.melestarikan budaya adalah tanggup jawa
kita khususnya bagi kaum muda dan lebih
di khususkan lagi bagi kaum para mahasiswa yang mana perannya yang sebagai agen
of change dan agen of control social yang
kedua agen tersebut jelas menuju hal yang baik dan lebih baik lagi.Dari
budaya juga nantinya akan menata prilaku dan sikap seorang pemuda dalam
berpendidikan.DR.Yusuf Qardhawi
mengibaratkan seorang pemudah itu ibarat sebuah matahari yang saat itu
matahrinya adalah matahari yang paling terang dan matahari yang paling
panas.Dari ungakapan diatas sebenarnya kita dapat mengatakan bahwa masa mudah
adalah masah kekuatan atau masa keemasa.Namun Saat ini kita dapat melihat
betapa lemahnya peran pemuda dalam menjaga dan melestarikan budaya daerah
masing masing, disini bisa kita lihat bahwa pemuda lebih suka mengikuti budaya
modern yang kebarat baratan dari pada budaya daerah kita sopan yang
ketimuran.
1.2 Rumusan masalah
1.memahami peran seorang pemuda
dalam melestarikan budaya
2.memahami mahasiswa sebagai agen dalam
kebudayaan
1.3 Tujuan masalah
Agar kita sebagai pemuda lebih berperan
aktif dalam menghargai sebuah kebudayaan.
1.4 Batasan
masalah
Hanya mebahasan ruang lingkup
pemuda dalam kebudayaan
BAB II
Pembahasan
1.1 Pengertian
pemuda dan budaya
Definisi pemuda
Berbagai definisi berkibar akan makna kata pemuda. Baik ditinjau dari
fisik maupun phisikis akan siapa yang pantas disebut pemuda serta pertanyaan
apakah pemuda itu identik dengan semangat atau usia. Terlebih kaitannya dengan
makna hari Sumpah Pemuda.
Princeton mendefinisikan kata pemuda (youth) dalam kamus Webstersnya sebagai “the time of life between childhood and maturity; early maturity;
the state of being young or immature or inexperienced; the freshness and
vitality characteristic of a young person”.
Sedangkan dalam kerangka usia, WHO menggolongkan usia 10 – 24 tahun
sebagai young people, sedangkan remaja atau adolescence dalam golongan usia 10
-19 tahun. Contoh lain di Canada dimana negara tersebut menerapkan bahwa “after age 24, youth are no longer eligible for adolescent social services”
Definisi yang berbeda ditunjukkan oleh Alquran. Dalam kaidah bahasa
Qurani pemuda atau yang disebut “asy-syabab”didefinisikan dalam ungkapan sifat
dan sikap seperti:
1. berani merombak dan bertindak revolusioner terhadap tatanan sistem yang
rusak. Seperti kisah pemuda (Nabi) Ibrahim. “Mereka berkata: ‘Siapakah yang
(berani) melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami? Sesungguhnya dia
termasuk orang orang yang zalim, Mereka berkata: ‘Kami dengar ada seorang
pemuda yang (berani) mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim.” (QS.Al-Anbiya,
21:59-60).
2. memiliki standar moralitas (iman), berwawasan, bersatu, optimis dan teguh
dalam pendirian serta konsisten dalam dengan perkataan. Seperti tergambar pada
kisah Ash-habul Kahfi (para pemuda penghuni gua).“Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan
sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda.pemuda yang beriman kepada
Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk; dan Kami telah
meneguhkan hati mereka di waktu mereka berdiri, lalu mereka mengatakan: “Tuhan
kami adalah Tuhan langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain
Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat
jauh dari kebenaran” (QS.18: 13-14).
3. seorang yang tidak berputus-asa, pantang mundur sebelum cita-citanya
tercapai. Seperti digambarkan pada pribadi pemuda (Nabi) Musa. “Dan (ingatlah) ketika Musa
berkata kepada muridnya, “Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai
kepertemuan dua buah lautan; atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun” (QS. Al-Kahfi,18 :
60).
Jadi pemuda identik dengan sebagai sosok individu yang berusia produktif
dan mempunyai karakter khas yang spesifik yaitu revolusioner, optimis,
berpikiran maju, memiliki moralitas, dsb. Kelemahan mecolok dari seorang pemuda
adalah kontrol diri dalam artian mudah emosional, sedangkan kelebihan pemuda
yang paling menonjol adalah mau menghadapi perubahan, baik berupa perubahan
sosial maupun kultural dengan menjadi pelopor perubahan itu sendiri.
Definisi
budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansakerta yaitu buddhaya
merupakan bentuk jamak dari buddhi(budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal
yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.kebudayaan dalam bahasa inggris
disebut culture,yang berasal dari kata latin colere,yaitu mengolah atau
mengerjakan.itu bila di tinjau dari segi bahasanya,adapun budaya dalam
pengertian secara istilah memiliki banyak pengertian yang dikemukakan oleh para
ahli.salah satunya dikemukakan oleh Selo
Soermardjan dan Soelaiman Soemardi,yang
merumuskan bahwa kebudayaan adalah hasil dari karya,rasa dan cipta
masyarakat.Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan budaya kebendaan.
1.2 Peran pemuda
dalam melestarikan budaya
Pemuda
adalah leader of tomorrow, makanya ditangan generasi muda lah nasib suatu
bangsa. Apa bila generasi mudanya memiliki kualitas yang unggul dan semangat
yang kuat untuk memajukan budaya daerah di bangsa dan negara ini yang didasari
dengan keimanan yang kuat dan akhlak yang mulia serta bekerja keras, saya yakin
pemuda dengan mudah memajukan budaya daerah.
Sebagai contoh sebagian pemuda saat
lebih suka nongkrong di mall dari pada pergi keperpustakan untuk baca buku,
mereka lebih suka menggunakan pakaian yang membuka aurat seperti pakai jin yang
lebih menunjukan lekuk tubuh, dan pakai pakaian yang kurang bahan yang
kelihatan auratnya yang bebas dilihat oleh orang –orang yang sebenarnya tidak
berhak melihatnya dari pada, mengunakan pakaian mengadung nilai syariat agama
islam.Islam menggambarkan keutamaan pemuda dalam beberapa hadisnya:
Dan Abu Hurairah RA.
bahwa Rasulullah SAW. bersabda, “Ada tujuh golongan manusia yang akan
dinaungi oleh Allah dalam naungan (Arsy)-Nya pada hari yang tidak ada naungan
(sama sekali) kecuali naungan-Nya :…(salah astunya) seorang pemuda yang tumbuh
dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah..”(HR. Al Bukhari no.1357 dan Muslim no. 1031 )
Dalam hadits lain yang
senada, Rasulullah SAW. bersabda :
2
Ø¥ِÙ†َّ اللهَ عَزَّ ÙˆَجَÙ„َّ Ù„َÙŠَعْجَبُ Ù…ِÙ†َ الشَّابِّ Ù„َÙŠْسَتْ
Ù„َÙ‡ُ صَبْÙˆَØ©ٌ
Sesunggguhnya allah
SWT. benar-benar kagum terhadap seorang pemuda yang tidak memiliki
shabwah (HR.Ahmad)
Pemuda
memiliki peran yang sangat penting dalam memajukan budaya daerah , disini
dimana kita lihat bahwa pemuda adalah generasi penerus suatu budaya apabila
pemuda sudah tidak lagi perduli terhadap budaya daerahnya maka budaya tersebut
akan mati. Namun jika pemudanya memilki kecintaan dan mua ikut serta dalam
melestarikan budaya daerahnya , budaya tersebut akan tetap ada disetiap
generasi.Pemuda juga harus menjadi actor terdepan dalam memajukan budaya
daerah, sehingga budaya asing yang masuk ke daerah tidak merusak
atau mematikan budaya daerah tsb.Namun disini kita melihat masih lemahnya peran
pemuda dalam memajukan budaya daerah khususnya budaya yang sifatnya keagamaan
seperti budaya menutup aurat, budaya shalat berjamaah dimasjid, budaya membaca
al quran , dll
Pemuda
saat ini lebih suka mencontoh budaya orang lain seperti menggunakan pakaian
yang kurang bahan, yang melihatkan bagian yang dapat menimbulkan nafsu sahwat
yang meresahkan masyarakat yang memandangnya, dan lebih suka ke dikotik atau
tempat hiburan dari pada kemasjid sholat berjemaah.Besarnya pengaruh budaya
asing terhadap budaya daerah ini yang membuat para pemuda yang peduli terhadap
budaya daerahnya harus bekerja keras dan mempilterisasi setiap budaya yang
masuk ke daerah. Jangan sampai pemuda lengah dan bakan mengikuti budaya budaya
yang bertentangan dengan budaya daerahnya.Setidaknya ada beberapa peran pemuda
dalam memajukan budaya daerah ,diantaranya :
A.Memperkuat
Akidah
Akidah
merupakan pondasih dasar yang harus dimiliki oleh para pemuda untuk meneruskan
nilai budaya luhur bangsa Indonesia. Kuat dan tidaknya pondasih ini juga akan
menetukan seberapa kuat character suatu bangsa.Bila para pemudanya sudah tidak
memiliki character yang kuat maka budaya asing pun akan mudah dengan leluasanya
menggeser budaya suatu daerah.dan sebaliknya jika suatu daerah memiliki
charater yang kuat maka akan sangat sulit budaya asing untuk bisa masuk,
apalagi mengantikan buadaya daerah tersebut.Maka dari itu pemuda seharusnya
lebih menguatkan charakter dan kecintaanya pada suatu budaya yang akan mereka
warisi nantinya.
B.Meningkatkan Intelektualitas
Intelektualitas
menjadi sesuatu yang di anggap penting karna melalui intelektualitas ini para
pemuda bisa menyelamatkan memajukan budaya daerah dimana mereka tinggal dan
melalui intelektualitas ini akan lahir moral dan etika serta menjunjung tinggi
nilai nilai suatu budaya.Keluasan ilmu pengetahuan juga bisa dijadikan sebagai
jalan untuk mebangun negeri ini , sehingga dengan keluasan ilmu tersebut para
pemuda bisa memberikan pemahaman dan pembelajaran kepada masyarakat dan menjadi
pilter masuknya budaya asing ke daerah masing-masing.Penyebaran budaya asing
yang semakin hari semakin kian memprihatin saat ini, yang mulai mengikis nilai
nilai budaya daerah seharusnya menjadi perhatian yang serius bagi kalangan
intelektual mudah.Kecintaan pada budaya alai, lebay dan lainya yang melanda
generasi muda indonesia mestinya bisa di tanggulangi dengan ilmu dan
pembelajaran budaya daerah yang mengadung nilai luhur dimasanya.
C.Pemuda sebagai asset masa depan
Sudah
selayaknya dan sudah menjadi kewajiban kita para pemudah untuk terus berusaha
dan berupaya untuk terus melestarikan peninggalan sejarah nenek moyang kita
yang telah ditinggalkan dalam bentuk budaya maupun bentuk bangunan
bersejarah.Sebagai generasi penerus sudah seharusnya jika para pemuda menggalih
potensi dirinya dan berupaya untuk mengaktifkan lagi kebudayaan daerah yang
sebagian besar sudah tergeserkan oleh nilai budaya asing yang secara aral,
etika dan lainya sangat bertentangan dengan budaya dasar daerah kita.Pemudah
sebagai asset penerus kebedaan budaya daerah sudah menjadi kewajiban baginya
untuk berusaha dan berupaya untuk melestarikan kebudayaan daerah yang sebagian
sudah hamper punah, sehingga kebudaya yang hampir punah itu bisa dilestarikan
lagi.Kecintaan kita pada budaya dan berusaha membentuk kelompok kelompok
pecinta budaya daerah serta bekerja sama dengan pemerintah untuk membantu
berdirinya sarana dan prasarana agar terwujudnya kelestarian budaya daerah
tersebut.Dengan berdirinya kelompok sanggar muda tersebut diharapakan bisa
melestarikan budaya daerah yang ada dan menumbuhkan kecintaan serta kesadaran
generasi muda akan pentingya untuk melestarikan budaya daerahnya.Sehingga apa
yang menjadi tradisi dan khasan suatu daerah akan tetap ada dan kejayaan dimasa
lalu menjadi sejarah tersendiri yang bisa dibanggakan di oleh generasi
penerusnya kelak.
D.Kesadaran
Melestarikan Budaya
“Melestarikan
suatu budaya lebih sulit dari pada membuat budaya yang baru”, begitu lah
ungkpan orang bijak yang pernah saya dengar. Tapi itulah kenyataanya saat ini
yang terjadi kita lebih sulit mepelajari budaya daerah kita seperti tari,
teater sejarah,lagu daerah dari pada mempelajari budaya orang lain seperti
budaya alai, lebay, budaya barat.Konsisi seperti ini bisa kita lihat begitu
banyak anak mudah kita yang lebih hapal lagu lagu barat ketimbang lagu daerah
seperti lagu pakarena dari Sulawesi utara, Dak disangko dari sumsel
, dan masih banyak lagi lagu daerah lainya.Atau mereka lebih mudah menghapal
budaya anak alai dan lebay seperti mi paah, ciyus,dll dari pada budaya bahasa
daerah terutama bahasa Indonesia. Mereka sedikit kesulitan membedakan kata
apotik atau apotek, klinik atau kelinik dan lainnya.Nah disinilah peran penting
para pemuda untuk meluruskan dan membenarkan serta melestarikan budaya daerah
yang sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat saat ini.Kesadaran untuk
melestarikan budaya daerah ini edealnya memang harus di mulai dari para
pemudanya, karna didiri para pemuda ini sebenarnya ada potensi yang besar yang
perlu didorong untuk memacu semangat masyarakat untuk lebih peduli pada budaya
daerahnya
1.3 Mahasiswa
sebagai agen kebudayaan
Mahasiswa sebagai agen of change mempunyai tanggung jawab moral
terhadap apa yang terjadi pada tanah airnya.oleh karena itu,dalam stratifikasi
social mahasiswa di tempatkan dalam golongan middle class yang notabene adalah
penyambung lidah masyarakat.Mahasiswa mengawal kebijakan-kebijakn pemerintah
yang mungkin saja tidak sesuai dengan kondisisi masyarakat pada umumnya di
Indonesia.namun tidak hanya itu tugas mahasiswa yang harus di emban,mahasiswa
tidak hanya bicara dalam tataran akademis,tapi juga bicara tentang
permasalahan-permasalahan sosial.Termasuk dalam melestarikan produk-produk
kebudayaan yang dimiliki bangsa ini. Kita sebagai
seorang mahasiswa yang aktif dan kreatif tentunya tidak ingin kebudayaan kita
menjadi pudar bahkan lenyap karena pengaruh dari budaya-budaya luar.Mahasiswa
memiliki kedudukan dan peranan penting dalam pelestarian seni dan budaya
daerah. Hal ini didasari oleh asumsi bahwa mahasiswa merupakan anak bangsa yang
menjadi penerus kelangsungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
Indonesia. Sebagai intelektual muda yang kelak menjadi pemimpin-pemimpin
bangsa, pada mereka harus bersemayam suatu kesadaran kultural sehingga
keberlanjutan negara bangsa Indonesia dapat dipertahankan. Pembentukan
kesadaran kultural mahasiswa antara lain dapat dilakukan dengan pengoptimalan
peran mereka dalam pelestarian seni dan budaya daerah.Optimalisasi peran
mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah dapat dilakukan melalui dua
jalur, yaitu intrakurikuler dan ekstrakulikuler. Jalur Intrakurikuler dilakukan
dengan menjadikan seni dan budaya daerah sebagai substansi mata kuliah;
sedangkan jalur ekstrakurikuler dapat dilakukan melalui pemanfaatan unit
kegiatan mahasiswa (UKM) kesenian dan keikutsertaan mahasiswa dalam
kegiatan-kegiatan seni dan budaya yang diselenggarakan oleh berbagai pihak untuk
pelestarian seni dan budaya daerah.
a.Jalur Intrakurikuler
Untuk mengoptimalkan peran mahasiswa dalam pelestarian
seni dan budaya daerah diperlukan adanya pemahaman mahasiswa terhadap seni dan
budaya daerah. Tanpa adanya pemahaman yang baik terhadap hal itu, mustahil
mahasiswa dapat menjalankan peran itu dengan baik. Peningkatan pemahaman
mahasiswa terhadap seni dan budaya daerah dapat dilakukan melalui jalur
intrakurikuler; artinya seni dan budaya daerah dijadikan sebagai salah satu
substansi atau materi pembelajaran dalam satu mata kuliah atau dijadikan
sebagai mata kuliah. Kemungkinan yang pertama dapat dilakukan melalui mata
kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD) bagi mahasiswa program studi
eksakta, dan Ilmu Budaya Dasar dan Antropologi Budaya bagi mahasiswa program
studi ilmu sosial. Dalam dua mata kuliah itu terdapat beberapa pokok bahasan
yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap seni
dan budaya daerah yaitu tentang manusia dan kebudayaan, manusia dan peradaban, dan
manusia, sains teknologi, dan sen.Kemungkinan yang kedua tampaknya telah diakomodasi
dalam kurikulum program studi-program studi yang termasuk dalam rumpun ilmu
budaya seperti program studi di lingkungan Fakultas Sastra atau Fakultas Ilmu
Budaya. Beberapa mata kuliah yang secara khusus dapat digunakan untuk
meningkatkan pemahaman terhadap seni dan budaya daerah adalah Masyarakat dan
Kesenian Indonesia, Manusia dan Kebudayaan Indonesia, dan Masyarakat dan
Kebudayaan Pesisir. Melalui mata kuliah-mata kuliah itu, mahasiswa dapat diberi
penugasan untuk melihat, memahami, mengapresiasi, mendokumentasi, dan membahas
seni dan budaya daerah. Dengan kegiatan-kegiatan semacam itu pemahaman
mahasiswa terhadap seni dan budaya daearah akan meningkat yang juga telah melakukan
pelestarian.Jalur intrakurikuler lainnya yang dapat digunakan untuk
meningkatkan pemahaman bahkan mengoptimalkan peran mahasiswa dalam pelestarian
seni dan budaya daerah adalah Kuliah Kerja Nyata (KKN). Mahasiswa-mahasiswa
yang telah mendapatkan pemahaman yang mencukupi terhadap seni dan budaya daerah
dapat berkiprah langsung dalam pelestarian dan pengembangan seni dan budaya
daerah. Kuliah Kerja Profesi (KKP) yang merupakan bentuk lain dari KKN di
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro telah digunakan untuk berperan
serta dalam pelestarian dan pengembangan seni dan budaya daerah.
Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya, khususnya yang berasal dari program studi
Sejarah, dalam tiga tahun terakhir sebagian telah membantu merevitalisasi seni
budaya yang tumbuh dan berkembang di Semarang, misalnya batik Semarang,
arsitektur Semarang, dan membantu mempromosikan perkumpulan Wayang Orang
Ngesthi Pandhawa.
b.Jalur
Ekstrakurikuler
Pembentukan dan pemanfaatan Unit Kegiatan Mahasiswa
(UKM) Kesenian Jawa (Daerah Lainnya) merupakan langkah lain yang dapat ditempuh
untuk mengoptimalkan peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah.
Sehubungan dengan hal itu, pimpinan perguruan tinggi perlu mendorong
pembentukan UKM Kesenian Daerah. Lembaga kemahasiswaan itu merupakan wahana
yang sangat strategis untuk upaya-upaya tersebut, karena mereka adalah
mahasiswa yang benar-benar berminat dan berbakat dalam bidang seni tradisi.
Latihan-latihan secara rutin sebagai salah satu bentuk kegiatan UKM kesenian
daerah (Jawa misalnya) yang pada gilirannya akan berujung pada pementasan atau
pergelaran merupakan bentuk nyata dari pelestarian seni dan budaya
daerah.Forum-forum festival seni mahasiswa semacam Pekan Seni Mahasiswa Tingkat
Nasional (Peksiminas) merupakan wahana yang lain untuk pengoptimalan peran
mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah.
BAB
III
PENUTUP
1.1
Kesimpulan
Dengan pemaparan yang telah di urai di bab
sebelumnya,kita sebagai seorang pemuda dan berbangsa haruslah memiliki
tanggunggang jawab untuk merawat kebudayaan milik kita sendiri.Dengan kesadaran
dan rasa empati yang besar akan pembangunan bangsa,khususnya dalam
kebudayaan.Dari pemudalah bangsa ini menjadi besar dan dengan pemudalah budaya
tidak akan mati.
1.2 Saran
Puji syukur atas kehadirat ALLAh SWT,dengan naungannya
makalah inipun selesai yang insyaallah akan memberikan manfaat bagi
pembaca.Tidak lupa juga rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.makalah inipun pasti memiliki banyak
kekurangan,jadi sangat membutuhkan koreksi dan atas kekurangannya kami selaku
pembuat makalah minta maaf sebesar-besarnya serat tidak lupa rasa terima kasih
atas segala saran dan kritik yang sangat kami butuhkan.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Drs.Tasmuji,M.Ag,Drs.H.Cholil,M.Pd.I,Drs.Sutikno,M.Pd.I,Vidiagati,SE,IAD-ISD-IBD,Surabaya:IAIN Sunan Ampel Press,2011
3. http://aprinsani.blogspot.com/2012/11/peran-pemuda-dalam-memajukan-budaya.html
4. http://isbdti.blog.uns.ac.id/2009/11/09/makalah-perubahan-kebudayaan-karena-pengaruh-dari-luar/
No comments:
Post a Comment