Tuesday, January 8, 2013

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat illahi robbi atas curahan nikmat dan karunia-Nya sehingga kami  dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, meskipun masih jauh dari kesempurnaan.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan junjungan kita Rosulullah S.A.W, beserta sahabat dan keluarganya.
Secara langsung maupun tidak langsung, atas bimbingan dan bantuan dari semua pihak, baik melalui pikiran maupun material, untuk itu saya menyampaikan terima kasih kepada:
1.      Bapak Drs. H. Malik Zuhri MM.Pd. Selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Fattah (STITAF) lamongan.
2.      Ibu Mawadatur Rohmah, M.SI Selaku dosen pengampu mata kuliah Materi IAD,IBD,dan ISD  di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Fattah (STITAF) lamongan.
3.      Keluarga dan para sahabat yang selalu memberikan inspirasi saya.
Demikian makalah ini saya buat, saya menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan, karena itu kepada para pembaca di mohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah saya.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Amin.


Penulis






BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang
       
Kondisi pemuda saat ini sangat memperhatikan,dari segi kpribadian yang kehilangan karakter seorang yang berpendindikan dan budaya yang mulai tidak di hargai lagi.Kita bisa lihat di siaran-siaran tv nasional yang mana menayangkan berita tentang pemuda yang sering tawuran,padahal dengan seragam yang melekat rapi di tubuh para pemuda itu sudahlah nampak jelas bahwa seharusnya sangat tidak pantas kalau seorang terpelajar berbuat hal yang sangat bersebrangan dengan apa yang telah di dapatkan dari bangku pendidikan.
            Kak Seto : Kesalahan Dalam Sistem Pendidikan Nasional, Aksi tawuran antar pelajar yang beberapa waktu lalu kembali terjadi, bahkan hingga menimbulkan korban jiwa, menjadi keprihatinan yang mendalam bagi semua pihak. Semua menyayangkan aksi tawuran yang seakan sudah menjadi tradisi di kalangan pelajar di Indonesia, khususnya di kota besar seperti Jakarta.
Pemerhati masalah anak, Seto Mulyadi, termasuk salah satu pihak yang sangat menyayangkan 'budaya' memalukan itu. Menurutnya, 'budaya' atau tradisi tawuran di kalangan pelajar di kota besar seperti Jakarta merupakan bentuk kesalahan di dalam sistem pendidikan nasional, baik itu di dalam keluarga maupun sekolah. Nuansa kekerasan, katanya, senantiasa memenuhi sendi kehidupan para remaja, khususnya

                Itu barulah segelintir permasalah yang sedang di alami pemuda bangsa kita,namun dalam makalah ini hanya akan mengambil salah satu permasalahan dari rentetan situasi yang begitu rancau dan sulit sekali menemukan titik temu,padahal ideologi bangsa kita begitu jelas terpampang dalam benak kita sebagai warga bangsa Indonesia namun nyatanya kita tidak sepenuhnya memahami sila lima yang sudah dari SD kita mempelajarinnya.kembali ke permasalahan budaya dengan pemuda bangsa kita,akhir-akhir ini begitu ramai  tentang budaya yang di akui oleh Negara lain dan saat itu pula kita gempar dan meneriaki hak kepemilikan budaya kita yang mau di ambil Negara lain.padahal jelas sebelumnya kita begitu diam dan merasa tidak memperdulikan budaya yang mau di akui Negara lain.melestarikan budaya adalah tanggup jawa kita khususnya bagi kaum muda  dan lebih di khususkan lagi bagi kaum para mahasiswa yang mana perannya yang sebagai agen of change dan agen of control social yang  kedua agen tersebut jelas menuju hal yang baik dan lebih baik lagi.Dari budaya juga nantinya akan menata prilaku dan sikap seorang pemuda dalam berpendidikan.DR.Yusuf Qardhawi mengibaratkan seorang pemudah itu ibarat sebuah matahari yang saat itu matahrinya adalah matahari yang paling terang dan matahari yang paling panas.Dari ungakapan diatas sebenarnya kita dapat mengatakan bahwa masa mudah adalah masah kekuatan atau masa keemasa.Namun Saat ini kita dapat melihat betapa lemahnya peran pemuda dalam menjaga dan melestarikan budaya daerah masing masing, disini bisa kita lihat bahwa pemuda lebih suka mengikuti budaya modern yang kebarat baratan dari pada budaya daerah kita sopan yang ketimuran.

1.2   Rumusan masalah
1.memahami peran seorang pemuda dalam melestarikan budaya
2.memahami mahasiswa sebagai agen dalam kebudayaan

1.3  Tujuan masalah
Agar kita sebagai pemuda lebih berperan aktif dalam menghargai sebuah kebudayaan.

1.4  Batasan masalah
Hanya mebahasan ruang lingkup pemuda dalam kebudayaan

BAB II
Pembahasan

1.1  Pengertian pemuda dan budaya
Definisi pemuda
Berbagai definisi berkibar akan makna kata pemuda. Baik ditinjau dari fisik maupun phisikis akan siapa yang pantas disebut pemuda serta pertanyaan apakah pemuda itu identik dengan semangat atau usia. Terlebih kaitannya dengan makna hari Sumpah Pemuda.
Princeton mendefinisikan kata pemuda (youth) dalam kamus Webstersnya sebagai “the time of life between childhood and maturity; early maturity; the state of being young or immature or inexperienced; the freshness and vitality characteristic of a young person”.
Sedangkan dalam kerangka usia, WHO menggolongkan usia 10 – 24 tahun sebagai young people, sedangkan remaja atau adolescence dalam golongan usia 10 -19 tahun. Contoh lain di Canada dimana negara tersebut menerapkan bahwa “after age 24, youth are no longer eligible for adolescent social services
Definisi yang berbeda ditunjukkan oleh Alquran. Dalam kaidah bahasa Qurani pemuda atau yang disebut “asy-syabab”didefinisikan dalam ungkapan sifat dan sikap seperti:
1. berani merombak dan bertindak revolusioner terhadap tatanan sistem yang rusak. Seperti kisah pemuda (Nabi) Ibrahim. “Mereka berkata: ‘Siapakah yang (berani) melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami? Se­sungguhnya dia termasuk orang orang yang zalim, Mereka berkata: ‘Kami dengar ada seorang pemuda yang (berani) mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim.” (QS.Al­-Anbiya, 21:59-60).
2. memiliki standar moralitas (iman), berwawasan, bersatu, optimis dan teguh dalam pendirian serta konsisten dalam dengan perkataan. Seperti tergambar pada kisah Ash-habul Kahfi (para pemuda penghuni gua).“Kami ceritakan kisah me­reka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda.pe­muda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambah­kan kepada mereka petunjuk; dan Kami telah meneguhkan hati mereka di waktu mereka berdiri, lalu mereka mengatakan: “Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, se­sungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran” (QS.18: 13-14).
3. seorang yang tidak berputus-asa, pantang mundur sebelum cita-citanya tercapai. Seperti digambarkan pada pribadi pemuda (Nabi) Musa. “Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya, “Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai kepertemuan dua buah lautan; atau aku akan ber­jalan sampai bertahun-tahun” (QS. Al-Kahfi,18 : 60).
Jadi pemuda identik dengan sebagai sosok individu yang berusia produktif dan mempunyai karakter khas yang spesifik yaitu revolusioner, optimis, berpikiran maju, memiliki moralitas, dsb. Kelemahan mecolok dari seorang pemuda adalah kontrol diri dalam artian mudah emosional, sedangkan kelebihan pemuda yang paling menonjol adalah mau menghadapi perubahan, baik berupa perubahan sosial maupun kultural dengan menjadi pelopor perubahan itu sendiri.

Definisi budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansakerta yaitu buddhaya merupakan bentuk jamak dari buddhi(budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.kebudayaan dalam bahasa inggris disebut culture,yang berasal dari kata latin colere,yaitu mengolah atau mengerjakan.itu bila di tinjau dari segi bahasanya,adapun budaya dalam pengertian secara istilah memiliki banyak pengertian yang dikemukakan oleh para ahli.salah satunya dikemukakan oleh Selo Soermardjan dan Soelaiman Soemardi,yang merumuskan bahwa kebudayaan adalah hasil dari karya,rasa dan cipta masyarakat.Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan budaya kebendaan.

1.2  Peran pemuda dalam melestarikan budaya

Pemuda adalah leader of tomorrow, makanya ditangan generasi muda lah nasib suatu bangsa. Apa bila generasi mudanya memiliki kualitas yang unggul dan semangat yang kuat untuk memajukan budaya daerah di bangsa dan negara ini yang didasari dengan keimanan yang kuat dan akhlak yang mulia serta bekerja keras, saya yakin pemuda dengan mudah memajukan budaya daerah.
                Sebagai contoh sebagian pemuda saat lebih suka nongkrong di mall dari pada pergi keperpustakan untuk baca buku, mereka lebih suka menggunakan pakaian yang membuka aurat seperti pakai jin yang lebih menunjukan lekuk tubuh, dan pakai pakaian yang kurang bahan yang kelihatan auratnya yang bebas dilihat oleh orang –orang yang sebenarnya tidak berhak melihatnya dari pada, mengunakan pakaian mengadung nilai syariat agama islam.Islam menggambarkan keutamaan pemuda dalam beberapa hadisnya:
Dan Abu Hurairah RA. bahwa Rasulullah SAW. bersabda, “Ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah dalam naungan (Arsy)-Nya pada hari yang tidak ada naungan (sama sekali) kecuali naungan-Nya :…(salah astunya) seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah..”(HR. Al Bukhari no.1357 dan Muslim no. 1031 )
Dalam hadits lain yang senada, Rasulullah SAW. bersabda :

2      Ø¥ِÙ†َّ اللهَ عَزَّ ÙˆَجَÙ„َّ Ù„َÙŠَعْجَبُ Ù…ِÙ†َ الشَّابِّ Ù„َÙŠْسَتْ Ù„َÙ‡ُ صَبْÙˆَØ©ٌ
Sesunggguhnya allah SWT. benar-benar kagum terhadap seorang pemuda yang tidak  memiliki shabwah (HR.Ahmad)

Pemuda memiliki peran yang sangat penting dalam memajukan budaya daerah , disini dimana kita lihat bahwa pemuda adalah generasi penerus suatu budaya apabila pemuda sudah tidak lagi perduli terhadap budaya daerahnya maka budaya tersebut akan mati. Namun jika pemudanya memilki kecintaan dan mua ikut serta dalam melestarikan budaya daerahnya , budaya tersebut akan tetap ada disetiap generasi.Pemuda juga harus menjadi actor terdepan dalam memajukan budaya daerah, sehingga budaya asing yang masuk ke daerah  tidak merusak atau mematikan budaya daerah tsb.Namun disini kita melihat masih lemahnya peran pemuda dalam memajukan budaya daerah khususnya budaya yang sifatnya keagamaan seperti budaya menutup aurat, budaya shalat berjamaah dimasjid, budaya membaca al quran , dll
Pemuda saat ini lebih suka mencontoh budaya orang lain seperti menggunakan pakaian yang kurang bahan, yang melihatkan bagian yang dapat menimbulkan nafsu sahwat yang meresahkan masyarakat yang memandangnya, dan lebih suka ke dikotik atau tempat hiburan dari pada kemasjid sholat berjemaah.Besarnya pengaruh budaya asing terhadap budaya daerah ini yang membuat para pemuda yang peduli terhadap budaya daerahnya harus bekerja keras dan mempilterisasi setiap budaya yang masuk ke daerah. Jangan sampai pemuda lengah dan bakan mengikuti budaya budaya yang bertentangan dengan budaya daerahnya.Setidaknya ada beberapa peran pemuda dalam memajukan budaya daerah ,diantaranya :
     
      A.Memperkuat Akidah
Akidah merupakan pondasih dasar yang harus dimiliki oleh para pemuda untuk meneruskan nilai budaya luhur bangsa Indonesia. Kuat dan tidaknya pondasih ini juga akan menetukan seberapa kuat character suatu bangsa.Bila para pemudanya sudah tidak memiliki character yang kuat maka budaya asing pun akan mudah dengan leluasanya menggeser budaya suatu daerah.dan sebaliknya jika suatu daerah memiliki charater yang kuat maka akan sangat sulit budaya asing untuk bisa masuk, apalagi mengantikan buadaya daerah tersebut.Maka dari itu pemuda seharusnya lebih menguatkan charakter dan kecintaanya pada suatu budaya yang akan mereka warisi nantinya.

B.Meningkatkan Intelektualitas
Intelektualitas menjadi sesuatu yang di anggap penting karna melalui intelektualitas ini para pemuda bisa menyelamatkan memajukan budaya daerah dimana mereka tinggal dan melalui intelektualitas ini akan lahir moral dan etika serta menjunjung tinggi nilai nilai suatu budaya.Keluasan ilmu pengetahuan juga bisa dijadikan sebagai jalan untuk mebangun negeri ini , sehingga dengan keluasan ilmu tersebut para pemuda bisa memberikan pemahaman dan pembelajaran kepada masyarakat dan menjadi pilter masuknya budaya asing ke daerah masing-masing.Penyebaran budaya asing yang semakin hari semakin kian memprihatin saat ini, yang mulai mengikis nilai nilai budaya daerah seharusnya menjadi perhatian yang serius bagi kalangan intelektual mudah.Kecintaan pada budaya alai, lebay dan lainya yang melanda generasi muda indonesia mestinya bisa di tanggulangi dengan ilmu dan pembelajaran budaya daerah yang mengadung nilai luhur dimasanya.

C.Pemuda sebagai asset masa depan
Sudah selayaknya dan sudah menjadi kewajiban kita para pemudah untuk terus berusaha dan berupaya untuk terus melestarikan peninggalan sejarah nenek moyang kita yang telah ditinggalkan dalam bentuk budaya maupun bentuk bangunan bersejarah.Sebagai generasi penerus sudah seharusnya jika para pemuda menggalih potensi dirinya dan berupaya untuk mengaktifkan lagi kebudayaan daerah yang sebagian besar sudah tergeserkan oleh nilai budaya asing yang secara aral, etika dan lainya sangat bertentangan dengan budaya dasar daerah kita.Pemudah sebagai asset penerus kebedaan budaya daerah sudah menjadi kewajiban baginya untuk berusaha dan berupaya untuk melestarikan kebudayaan daerah yang sebagian sudah hamper punah, sehingga kebudaya yang hampir punah itu bisa dilestarikan lagi.Kecintaan kita pada budaya dan berusaha membentuk kelompok kelompok pecinta budaya daerah serta bekerja sama dengan pemerintah untuk membantu berdirinya sarana dan prasarana agar terwujudnya kelestarian budaya daerah tersebut.Dengan berdirinya kelompok sanggar muda tersebut diharapakan bisa melestarikan budaya daerah yang ada dan menumbuhkan kecintaan serta kesadaran generasi muda akan pentingya untuk melestarikan budaya daerahnya.Sehingga apa yang menjadi tradisi dan khasan suatu daerah akan tetap ada dan kejayaan dimasa lalu menjadi sejarah tersendiri yang bisa dibanggakan di oleh generasi penerusnya kelak.

      D.Kesadaran Melestarikan Budaya
“Melestarikan suatu budaya lebih sulit dari pada membuat budaya yang baru”, begitu lah ungkpan orang bijak yang pernah saya dengar. Tapi itulah kenyataanya saat ini yang terjadi kita lebih sulit mepelajari budaya daerah kita seperti tari, teater sejarah,lagu daerah dari pada mempelajari budaya orang lain seperti budaya alai, lebay, budaya barat.Konsisi seperti ini bisa kita lihat begitu banyak anak mudah kita yang lebih hapal lagu lagu barat ketimbang lagu daerah seperti lagu pakarena  dari Sulawesi utara, Dak disangko dari sumsel , dan masih banyak lagi lagu daerah lainya.Atau mereka lebih mudah menghapal budaya anak alai dan lebay seperti mi paah, ciyus,dll dari pada budaya bahasa daerah terutama bahasa Indonesia. Mereka sedikit kesulitan membedakan kata apotik atau apotek, klinik atau kelinik dan lainnya.Nah disinilah peran penting para pemuda untuk meluruskan dan membenarkan serta melestarikan budaya daerah yang sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat saat ini.Kesadaran untuk melestarikan budaya daerah ini edealnya memang harus di mulai dari para pemudanya, karna didiri para pemuda ini sebenarnya ada potensi yang besar yang perlu didorong untuk memacu semangat masyarakat untuk lebih peduli pada budaya daerahnya

1.3 Mahasiswa sebagai agen kebudayaan
Mahasiswa sebagai agen of change mempunyai tanggung jawab moral terhadap apa yang terjadi pada tanah airnya.oleh karena itu,dalam stratifikasi social mahasiswa di tempatkan dalam golongan middle class yang notabene adalah penyambung lidah masyarakat.Mahasiswa mengawal kebijakan-kebijakn pemerintah yang mungkin saja tidak sesuai dengan kondisisi masyarakat pada umumnya di Indonesia.namun tidak hanya itu tugas mahasiswa yang harus di emban,mahasiswa tidak hanya bicara dalam tataran akademis,tapi juga bicara tentang permasalahan-permasalahan sosial.Termasuk dalam melestarikan produk-produk kebudayaan yang dimiliki bangsa ini. Kita sebagai seorang mahasiswa yang aktif dan kreatif tentunya tidak ingin kebudayaan kita menjadi pudar bahkan lenyap karena pengaruh dari budaya-budaya luar.Mahasiswa memiliki kedudukan dan peranan penting dalam pelestarian seni dan budaya daerah. Hal ini didasari oleh asumsi bahwa mahasiswa merupakan anak bangsa yang menjadi penerus kelangsungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia. Sebagai intelektual muda yang kelak menjadi pemimpin-pemimpin bangsa, pada mereka harus bersemayam suatu kesadaran kultural sehingga keberlanjutan negara bangsa Indonesia dapat dipertahankan. Pembentukan kesadaran kultural mahasiswa antara lain dapat dilakukan dengan pengoptimalan peran mereka dalam pelestarian seni dan budaya daerah.Optimalisasi peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah dapat dilakukan melalui dua jalur, yaitu intrakurikuler dan ekstrakulikuler. Jalur Intrakurikuler dilakukan dengan menjadikan seni dan budaya daerah sebagai substansi mata kuliah; sedangkan jalur ekstrakurikuler dapat dilakukan melalui pemanfaatan unit kegiatan mahasiswa (UKM) kesenian dan keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan-kegiatan seni dan budaya yang diselenggarakan oleh berbagai pihak untuk pelestarian seni dan budaya daerah.
a.Jalur Intrakurikuler
Untuk mengoptimalkan peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah diperlukan adanya pemahaman mahasiswa terhadap seni dan budaya daerah. Tanpa adanya pemahaman yang baik terhadap hal itu, mustahil mahasiswa dapat menjalankan peran itu dengan baik.  Peningkatan pemahaman mahasiswa terhadap seni dan budaya daerah dapat dilakukan melalui jalur intrakurikuler; artinya seni dan budaya daerah dijadikan sebagai salah satu substansi atau materi pembelajaran dalam satu mata kuliah atau dijadikan sebagai mata kuliah. Kemungkinan yang pertama dapat dilakukan melalui mata kuliah  Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD) bagi mahasiswa program studi eksakta, dan Ilmu Budaya Dasar dan Antropologi Budaya bagi mahasiswa program studi ilmu sosial. Dalam dua mata kuliah itu terdapat beberapa pokok bahasan yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap seni dan budaya daerah yaitu tentang manusia dan kebudayaan, manusia dan peradaban, dan manusia, sains teknologi, dan sen.Kemungkinan yang kedua tampaknya telah diakomodasi dalam kurikulum program studi-program studi yang termasuk dalam rumpun ilmu budaya seperti program studi di lingkungan Fakultas Sastra atau Fakultas Ilmu Budaya. Beberapa mata kuliah yang secara khusus dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman terhadap seni dan budaya daerah adalah Masyarakat dan Kesenian Indonesia, Manusia dan Kebudayaan Indonesia, dan Masyarakat dan Kebudayaan Pesisir. Melalui mata kuliah-mata kuliah itu, mahasiswa dapat diberi penugasan untuk melihat, memahami, mengapresiasi, mendokumentasi, dan membahas seni dan budaya daerah. Dengan kegiatan-kegiatan semacam itu pemahaman mahasiswa terhadap seni dan budaya daearah akan meningkat yang juga telah melakukan pelestarian.Jalur intrakurikuler lainnya yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman bahkan mengoptimalkan peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah adalah Kuliah Kerja Nyata (KKN). Mahasiswa-mahasiswa yang telah mendapatkan pemahaman yang mencukupi terhadap seni dan budaya daerah dapat berkiprah langsung dalam pelestarian dan pengembangan seni dan budaya daerah. Kuliah Kerja Profesi (KKP) yang merupakan bentuk lain dari KKN di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro telah digunakan untuk berperan serta dalam pelestarian dan  pengembangan seni dan budaya daerah. Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya, khususnya yang berasal dari program studi Sejarah, dalam tiga tahun terakhir sebagian telah membantu merevitalisasi seni budaya yang tumbuh dan berkembang di Semarang, misalnya batik Semarang, arsitektur Semarang, dan membantu mempromosikan perkumpulan Wayang Orang Ngesthi Pandhawa.
b.Jalur Ekstrakurikuler
Pembentukan dan pemanfaatan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kesenian Jawa (Daerah Lainnya) merupakan langkah lain yang dapat ditempuh untuk mengoptimalkan peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah. Sehubungan dengan hal itu, pimpinan perguruan tinggi perlu mendorong pembentukan UKM Kesenian Daerah. Lembaga kemahasiswaan itu merupakan wahana yang sangat strategis untuk upaya-upaya tersebut, karena mereka adalah mahasiswa yang benar-benar berminat dan berbakat dalam bidang seni tradisi. Latihan-latihan secara rutin sebagai salah satu bentuk kegiatan UKM kesenian daerah (Jawa misalnya) yang pada gilirannya akan berujung pada pementasan atau pergelaran merupakan bentuk nyata dari pelestarian seni dan budaya daerah.Forum-forum festival seni mahasiswa semacam Pekan Seni Mahasiswa Tingkat Nasional (Peksiminas) merupakan wahana yang lain untuk pengoptimalan peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah.

BAB III
PENUTUP

1.1  Kesimpulan
Dengan pemaparan yang telah di urai di bab sebelumnya,kita sebagai seorang pemuda dan berbangsa haruslah memiliki tanggunggang jawab untuk merawat kebudayaan milik kita sendiri.Dengan kesadaran dan rasa empati yang besar akan pembangunan bangsa,khususnya dalam kebudayaan.Dari pemudalah bangsa ini menjadi besar dan dengan pemudalah budaya tidak akan mati.

1.2  Saran
Puji syukur atas kehadirat ALLAh SWT,dengan naungannya makalah inipun selesai yang insyaallah akan memberikan manfaat bagi pembaca.Tidak lupa juga rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.makalah inipun pasti memiliki banyak kekurangan,jadi sangat membutuhkan koreksi dan atas kekurangannya kami selaku pembuat makalah minta maaf sebesar-besarnya serat tidak lupa rasa terima kasih atas segala saran dan kritik yang sangat kami butuhkan.




DAFTAR PUSTAKA

1. Drs.Tasmuji,M.Ag,Drs.H.Cholil,M.Pd.I,Drs.Sutikno,M.Pd.I,Vidiagati,SE,IAD-ISD-IBD,Surabaya:IAIN Sunan  Ampel Press,2011
3. http://aprinsani.blogspot.com/2012/11/peran-pemuda-dalam-memajukan-budaya.html
4. http://isbdti.blog.uns.ac.id/2009/11/09/makalah-perubahan-kebudayaan-karena-pengaruh-dari-luar/







Monday, January 7, 2013

Sumpah Pemuda? hmmm..lupa-lupa ingat. Ada hubungannya dengan sumpe’ lo ga ya. Jelas tidak ada. Lalu, ada kaitannya dengan tanggal 28 Oktober 1928? Ada.

Ya, karna tanggal 28 Oktober telah ditetapkan sebagai hari Sumpah Pemuda. Salah satu dari 3 butir deklarasi itu adalah mengenai bahasa. Karna saat itu bahasa Indonesia diresmikan menjadi bahasa negara dan menjadi bahasa persatuan dari sekian ratus bahasa daerah.

Tapi kira-kira tau nggak apa sih yang dinamakan bahasa Indonesia itu. Pasti kebanyakan kita tau-nya bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu yang dimodifikasi, dicampur dengan bahasa-bahasa serapan dari berbagai daerah dan dari bahasa asing, kemudian dibakukan.

Trus dari manakah bahasa Melayu itu? Apakah bahasa Melayu emang udah dituturkan oleh etnis Melayu sejak berabad-abad lalu? Padahal etnis Melayu sendiri hanya sebagian kecil saja dari ratusan etnis di nusantara.

Kira-kira gimana ya ceritanya?

Gini nih cerita. Oya, bahan artikel ini saya ambil dari berbagai sumber lain (Antara, Kompas, dll) yang saya coba tuturkan dengan gaya saya sendiri (yaitu gaya bebas dicampur gaya dada ).

Menurut Prof. Dr. Harry Truman Simanjuntak seorang arkeolog ternama dan yang juga Ketua Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI), bahasa Melayu dan ratusan bahasa daerah lainnya di nusantara sebenarnya berakar dari bahasa Austronesia yang mulai muncul sekitar 6.000-10.000 tahun lalu. Penyebaran penutur bahasa Austronesia ini  merupakan fenomena besar dalam sejarah umat manusia karena sebagai suatu rumpun bahasa, Austronesia merupakan yang terbesar di dunia, meliputi 1.200 bahasa dan dituturkan oleh hampir 300 juta populasi. Masyarakat penuturnya tersebar luas di wilayah sepanjang 15 ribu km meliputi lebih dari separuh bola bumi, yaitu dari Madagaskar di barat hingga Pulau Paskah di ujung timur, dari Taiwan-Mikronesia di utara hingga Selandia Baru di selatan. Coba bayangkan.

Mengenai asal-usul penutur Austronesia tersebut, ada beberapa hipotesa yang dijadikan rujukan, tapi yang umum diterima adalah bahwa asal leluhur penutur Austronesia adalah Formosa (Taiwan) atau model “Out of Taiwan”.  Pakar linguistik yang paling lantang menyuarakan pendapat bahwa asal-ususl penutur Austronesia adalah dari Taiwan adalah orang yang bernama Bang Robert Blust. Bang Blust ini udah sejak tahun 1970-an (udah pada lahir belum?) mencoba merekonstruksi silsilah dan pengelompokan bahasa-bahasa dari rumpun Austronesia misalnya kosakata protobahasa Austronesia yang berkaitan dengan flora dan fauna serta gejala alam lain. Selain itu si abang ini juga menawarkan rekonstruksi pohon kekerabatan rumpun bahasa Austronesia dan perkiraan waktu pencabangannya mulai dari Proto-Austronesia hingga Proto-Oseania

Menurut Bang Robert ini, para leluhur ini awalnya berasal dari Cina Selatan. Dan karena mungkin bosan di sana, lalu bermigrasi ke Taiwan pada 5.000-4.000 SM. Walaupun demikian akar bahasa Austronesia sendiri baru muncul beberapa abad kemudian di Taiwan. Beberapa kosakata yang dapat direkonstruksi dari bahasa awal Austronesia yang dapat dilacak antara lain : rumah tinggal, busur, memanah, tali, jarum, tenun, mabuk, berburu, kano, babi, anjing, beras, batu giling, kebun, tebu, gabah, nasi, menampi, jerami, hingga mengasap.

Para petani purba di Taiwan ini berkembang cepat dan lalu terpecah-pecah menjadi kelompok-kelompok yang hidup terpisah dan bahasanya menjadi berbeda-beda dan setidaknya kini ada sembilan bahasa yang teridentifikasi sebagai bahasa formosa. Dari Taiwan, mulai sekitar 4.500 - 3.000 SM, salah satu kelompok dari leluhur ini memisahkan diri dan bermigrasi ke selatan menuju Kepulauan Filipina bagian utara. Di sini muncul-lah cabang bahasa baru yaitu Proto-Malayo-Polinesia (PMP) yang bukan Pendidikan Moral Pancasila

Penutur bahasa PMP ini orang-orangnya juga bosenan. Pada 3.500 - 2.000 SM mulai migrasi lagi. Kali ini yang dituju adalah ke selatan melalui Filipina Selatan menuju Kalimantan dan Sulawesi serta ke arah tenggara menuju Maluku Utara. Proses migrasi ini melahirkan jabang bayi cabang baru dari PMP yaitu Proto Malayo Barat (PWMP) di kepulauan Indonesia bagian barat dan Proto Malayo Polinesia Tengah-Timur (PCEMP) yang berpusat di Maluku Utara.

Karena masih ingin beredar, maka pada 3.000-2.000 SM leluhur yang ada di Maluku Utara bermigrasi ke selatan dan timur dan mencapai Nusa Tenggara (sekitar 2.000 SM), yang kemudian memunculkan bahasa Proto Malayo Polinesia Tengah (PCMP).  Yang bermigrasi ke timur mencapai pantai pantai utara Papua Barat dan melahirkan bahasa-bahasa Proto Malayo-Polinesia Timur (PEMP). Si penutur PEMP ini-pun melakukan migrasi arus balik (ga cape-cape ya) menuju Halmahera Selatan, Kepulauan Raja Ampat, dan pantai barat Papua Barat yang kemudian muncul bahasa yang dikelompokkan sebagai Halmahera Selatan-Papua Nugini Barat (SHWNG).  Selain itu ada kelompok lain dari penutur PEMP ini bermigrasi ke Oseania dan mencapai kepulauan Bismarck di Melanesia sekitar 1.500 SM dan memunculkan bahasa Proto Oseania. Wuihhh..udah banyak banget cabangnya. Trus gimana dengan di Indonesia bagian barat.

Nah, setelah sempat menghuni Kalimantan dan Sulawesi, pada 3.000-2.000 SM, para penutur PWMP (Proto Malayo Barat ) bergerak ke selatan, bermigrasi ke Jawa dan Sumatera. Penutur PWMP yang asalnya dari Kalimantan dan Sulawesi itu lalu bermigrasi lagi ke utara antara lain ke Vietnam pada 500 SM dan Semenanjung Malaka.  Menjelang awal tahun Masehi, penutur bahasa WMP juga menyebar lagi ke Kalimantan sampai ke Madagaskar.

Menurut Daud A Tanudirjo (jelas seorang arkeolog bukan pelawak), bentuk rumpun bahasa Austronesia ini lebih menyerupai garu daripada bentuk pohon. Karena semua proto-bahasa dalam kelompok ini, dari Proto Malayo Polynesia hingga Proto Oseania menunjukkan kesamaan kognat yang tinggi, yaitu lebih dari 84 persen dari 200 pasangan kata. Sehingga hampir seluruh kawasan nusantara bahkan sampai ke kawasan negeri-negeri tetangga dan masyarakat kepulauan Pasifik dan Madagaskar menuturkan bahasa yang asal-muasalnya merupakan bahasa Austronesia. Kecuali masyarakat yang ada di pedalaman Papua dan pedalaman pulau Timor yang bahasanya lebih mirip dengan bahasa pedalaman Australia.

Bahasa Indonesia sekarang ini sudah sangat kompleks karena penuturnya tidak hanya hidup dengan sukunya masing-masing dan beradaptasi dengan rumpun bahasa dunia lainnya seperti dari India, Arab, Portugis, Belanda dan Inggris.

Lalu akan kemanakah arah perkembangan bahasa Indonesia. Apakah akan tetap eksis dan bahkan bisa ‘mengalahkan’ bahasa Inggris, misalnya. Atau malah menghilang karna proses dis-integrasi bangsa (seperti yang terjadi dengan Timor Leste?). Jangan ah. Mari kita tetap bersatu. Apa-pun etnismu. Apapun bahasa daerah-mu. Apapun warna kulit-mu. Apa-pun agama-mu. Apapun suku-mu. Apapun template blog-mu. Mari tetap senantiasa menyuarakan :

Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa : I….N….D…O…N….E….S….I….A !!!

Saturday, December 15, 2012

adinda penuh tipu daya...
lewat sekecil bahasa hati...
terkuak ribuan derita lahiriyah..
di sana kami berharap...
di sini kami berdiri...
jenu akan kata-kata
yang terdengar merdu di hati...

jika kita ingat2...
tanah air kita adalah kedamaian..
terbentang hijaunya kehidupan...
namun entah kenapa hujan yang membasahi..
adalah air mata rakyat..
menuntut akan keadilan dan kesetaraan..

adinda...
sang kekasih hati..
ku cintai kau layalnya manusia
ku sayangi kau selayaklnya manusia..
namun apa yang kau berbuat...
silat lidahmu menyayat hati..
ide politikmu menyengsarakan kami..

aksi kami bukan anarki..
aksi kami adalah aspirasi..
kami pemuda bangsa islami..
sosial junjungan kami..

berjuanglah PMII !!

Saturday, July 7, 2012

Diatas adalah design baju hem yang dibuat PK. PMII STIT Al-Fattah Siman Lamongan, baju ini digunakan baju resmi para pengurus dan kader serta anggota PMII komisariat STIT Al-Fattah Siman Lamongan.
Memang design baju ini tidak sesua dengan AD/ ART PMII tapi ini adalah hasil karya dari kader-kader PMII Komisariat Stitaf, dan ini adalah untuk Anggota PMII Stitaf sendiri.
Mohon ma'af jika design baju ini sangat lancang, tapi kami cukup bangga dengan karya kader-kader PMII Stitaf.

Thursday, June 14, 2012

Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan yang berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk tingkah laku) dari pelaku maupun pihak luar dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan (interests) dan interpretasi. Bagi pihak luar (di luar yang berkonflik) sebagai pihak ketiga, yang diperlukannya adalah informasi yang akurat tentang situasi konflik. Hal ini karena komunikasi efektif di antara pelaku dapat terjadi jika ada kepercayaan terhadap pihak ketiga.

Menurut Ross (1993) bahwa manajemen konflik merupakan langkah-langkah yang diambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan ke arah hasil tertentu yang mungkin atau tidak mungkin menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik dan mungkin atau tidak mungkin menghasilkan ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat, atau agresif. Manajemen konflik dapat melibatkan bantuan diri sendiri, kerjasama dalam memecahkan masalah (dengan atau tanpa bantuan pihak ketiga) atau pengambilan keputusan oleh pihak ketiga. Suatu pendekatan yang berorientasi pada proses manajemen konflik menunjuk pada pola komunikasi (termasuk perilaku) para pelaku dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan dan penafsiran terhadap konflik.

Fisher dkk (2001:7) menggunakan istilah transformasi konflik secara lebih umum dalam menggambarkan situasi secara keseluruhan.

  • Pencegahan Konflik, bertujuan untuk mencegah timbulnya konflik yang keras.
  • Penyelesaian Konflik, bertujuan untuk mengakhiri perilaku kekerasan melalui persetujuan damai.
  • Pengelolaan Konflik, bertujuan untuk membatasi dan menghindari kekerasan dengan mendorong perubahan perilaku positif bagi pihak-pihak yang terlibat.
  • Resolusi Konflik, menangani sebab-sebab konflik dan berusaha membangun hubungan baru dan yang bisa tahan lama diantara kelompok-kelompok yang bermusuhan.
  • Transformasi Konflik, mengatasi sumber-sumber konflik sosial dan politik yang lebih luas dan berusaha mengubah kekuatan negatif dari peperangan menjadi kekuatan sosial dan politik yang positif.

Tahapan-tahapan diatas merupakan satu kesatuan yang harus dilakukan dalam mengelola konflik. Sehingga masing-masing tahap akan melibatkan tahap sebelumnya misalnya pengelolaan konflik akan mencakup pencegahan dan penyelesaian konflik.

Sementara Minnery (1980:220) menyatakan bahwa manajemen konflik merupakan proses, sama halnya dengan perencanaan kota merupakan proses. Minnery (1980:220) juga berpendapat bahwa proses manajemen konflik perencanaan kota merupakan bagian yang rasional dan bersifat iteratif, artinya bahwa pendekatan model manajemen konflik perencanaan kota secara terus menerus mengalami penyempurnaan sampai mencapai model yang representatif dan ideal. Sama halnya dengan proses manajemen konflik yang telah dijelaskan diatas, bahwa manajemen konflik perencanaan kota meliputi beberapa langkah yaitu: penerimaan terhadap keberadaan konflik (dihindari atau ditekan/didiamkan), klarifikasi karakteristik dan struktur konflik, evaluasi konflik (jika bermanfaat maka dilanjutkan dengan proses selanjutnya), menentukan aksi yang dipersyaratkan untuk mengelola konflik, serta menentukan peran perencana sebagai partisipan atau pihak ketiga dalam mengelola konflik. Keseluruhan proses tersebut berlangsung dalam konteks perencanaan kota dan melibatkan perencana sebagai aktor yang mengelola konflik baik sebagai partisipan atau pihak ketiga.

Teori-teori Konflik

Teori-teori utama mengenai sebab-sebab konflik adalah:

a. Teori hubungan masyarakat

Menganggap bahwa konflik disebabkan oleh polarisasi yang terus terjadi, ketidakpercayaan dan permusuhan di antara kelompok yang berbeda dalam suatu masyarakat.

Sasaran: meningkatkan komunikasi dan saling pengertian antara kelompok yang mengalami konflik, serta mengusahakan toleransi dan agar masyarakat lebih bisa saling menerima keragaman yang ada didalamnya.

b. Teori kebutuhan manusia

Menganggap bahwa konflik yang berakar disebabkan oleh kebutuhan dasar manusia (fisik, mental dan sosial) yang tidak terpenuhi atau dihalangi. Hal yang sering menjadi inti pembicaraan adalah keamanan, identitas, pengakuan, partisipasi, dan otonomi.

Sasaran: mengidentifikasi dan mengupayakan bersama kebutuhan mereka yang tidak terpenuhi, serta menghasilkan pilihan-pilihan untuk memenuhi kebutuhan itu.

c. Teori negosiasi prinsip

Menganggap bahwa konflik disebabkan oleh posisi-posisi yang tidak selaras dan perbedaan pandangan tentang konflik oleh pihak-pihak yang mengalami konflik.

Sasaran: membantu pihak yang berkonflik untuk memisahkan perasaan pribadi dengan berbagai masalah dan isu dan memampukan mereka untuk melakukan negosiasi berdasarkan kepentingan mereka daripada posisi tertentu yang sudah tetap. Kemudian melancarkan proses kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak atau semua pihak.

d. Teori identitas

Berasumsi bahwa konflik disebabkan oleh identitas yang terancam, yang sering berakar pada hilangnya sesuatu atau penderitaan di masa lalu yang tidak diselesaikan.

Sasaran: melalui fasilitas lokakarya dan dialog antara pihak-pihak yang mengalami konflik, sehingga dapat mengidentifikasi ancaman dan ketakutan di antara pihak tersebut dan membangun empati dan rekonsiliasi di antara mereka.

e. Teori kesalahpahaman antarbudaya

Berasumsi bahwa konflik disebabkan oleh ketidakcocokan dalam cara-cara komunikasi di antara berbagai budaya yang berbeda.

Sasaran: menambah pengetahuan kepada pihak yang berkonflik mengenai budaya pihak lain, mengurangi streotip negatif yang mereka miliki tentang pihak lain, meningkatkan keefektifan komunikasi antarbudaya.

f. Teori transformasi konflik

Berasumsi bahwa konflik disebabkan oleh masalah-masalah ketidaksetaraan dan ketidakadilan yang muncul sebagai masalah sosial, budaya dan ekonomi.

Sasaran: mengubah struktur dan kerangka kerja yang menyebabkan ketidaksetaraan dan ketidakadilan termasuk kesenjangan ekonomi, meningkatkan jalinan hubungan dan sikap jangka panjang di antar pihak yang berkonflik, mengembangkan proses dan sistem untuk mempromosikan pemberdayaan, keadilan, perdamaian, pengampunan, rekonsiliasi, pengakuan.

Dapatkan penjelasan dan pengertian tentang manajemen konflik dengan file atau program power poin disini

Sunday, May 6, 2012

Pengurus Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia STIT Al-Fattah Siman Lamongan mengadakan BAZAR BUKU MURAH bekerja sama dengan salah satu penerbit buku ternama LKiS dari Jogjakarta, mulai dari harga yang paling murah adalah Rp. 5000,- sampai dengan harga Rp. 100.000,an. PK. PMII berniat turut mencerdaskan pemuda-pemuda khususnya kader-kader PMII, Bazar Buku Murah ini ditempatkan di Toko Prahida Advertising Sebelah selatan Kampus STIT Al-Fattah Siman Lamongan.