Masa ber-PMII memang sudah diatur dalam AD - ART PMII. Dimana batas usia dalam segala tingkat kepengurusan ataupun keaktifan menjadi PMII. Namun regulasi tersebut hanya pada tatanan formalitas organisasi yang penting. Bukan sebagai penghalang tapi sebagai pemilah dan peningkatan mutu kualitas kader yang harus berada pada urutan step bawah ke atas. Seperti yang sudah jelas terpampang dalam kepanjangan dari huruf "P" di awal kata PMII. Pergerakan merupakan gerakan yang bersinambungan dan mengalir dari watu dan tempat tertentu. Sehingga tidak lah menjadi stagnan seorang kader bila benar-benar memahami sistem kaderisasi baik dalam tingkatan formalitas organisasi maupun secara kultur organisasi. dari tingkatan terbawah hingga pada tatanan kader mujahid, insan kamil hingga memang bisa menerapakan nilai dasar pergerakan secara multigerakannya. seperti pada tatanan ASWAJA ala PMII manhajul madhab al fikr. Begitu banyak metode pendalaman dan penalarandari segala hal. Sehingga inilah pergerakan yang harus benar-benar dilaksanakan oleh para sahabat-sahabat PMII. Namun pada hal ini ada hal penting lain yang sangat harmonis ketika ber-PMII. Yaitu tingkatan moralitas kultur sosial. Dimana ada sisi teduh dan sayup dalam mengikuti segala aktifitas moralitas ini. Karena tidak dibatasi maupun melanggar regulasi di PMII. Bahkan menjadi pondasi dasar dalam menggerakkan roda organisasi. Tiada tingktan yang membatasi selain sebagai suatu tanggung jawab moral pada sosial lokal kulturnya. Sehingga ketika melaksanakan sesuatu bisa bersinergi. Dan ketika tongkat moralitas ini mulai mengetuk maka mereka akan merapatkan diri guna menemukan segala permasalahan beserta solusi serta membuat roda ini tidak lah macet atau pada proses stagnasi. Berjalan memang sudah bagus namun jika berada jalur yang stagnan maka itu adalah awal kemunduran.
Maka dari itu sistem moralitas di PMII STITAF sudah sangat berjalan dengan baik. Pada hari kamis - jum'at tanggal 11-12 januari 2017. Sebagian senior meluangkan waktu untuk main ke Base cem PMII STITAF. Mulai pada malam rutinan hari kamis malam. Setelah di minggu sebelumnya ada senior dari malang. Hari ini Sahabat abid gantian mengisi forum diskusi setelah rutinan yasin dan tahlil. Beliau salah satu senior yang sangat giat dalam memantau segala aktifitas sahabat-sahabat PMII STITAF. Sehingga pada malam itu beliau mengisi forum diskusi santai, mungkin karena dasar kegundahan beliau melihat keadaan para kader PMII STITAF masih sangat banyak memiliki PR kaderisasi yang belum juga bisa diatasi. Meski sudah menampakkan beberapa kegiatan, namun itulah pergerakan yang tidak mudah terhegemoni. Kegaiatan itu bagus, namun memang harus ada nilai besar dalam berkegiatan, agar tidak hanya sekedar aktif hadir tapi benar-benar menggirohkan diri pada keilmuan. Sedikit yang bisa saya ambil karena telat datang forum. Bahwa keilmuan itu memang haruslah membaca dan memforumkan dalam diskusi, guna mengasah daya pikir dan penajaman penalaran dari setianp individu.
" seharusnya setiap sahabat ini haruslah membaca, dan ketika berdiskusi tidak hanya sekedar berbicara, namun dapat dipertanggung jawabkan" tutur sahabat Abid.
Akan terlihat tidak menarik jikamana diskusi ini tidak ada bekal yang dibawa untuk berdiskusi. Maka forum diskusi akan membuahkan banyak omong kosong daripada keilmuan semestinya. Setidaknya pengasahan ini bisa dimulai. Setiap sahabat - sahabat memiliki karakter dan keterampilan berbeda-beda. Jadi galilah potensi itu di-PMII.
"Setiap kader memliki keterampilan yang berbeda, hobi yang berbeda. sehingga wadah ini haruslah begitu bervarian guna menampung segala hal keterampilan. Sehingga organisasi ini bisa memutarkan roda organisasinya dengan baik. Asalkan semua sahabat ini serius" Tegas Sahabat Abid.
Demikian yang beliau sampikan dari sekian banyak kata yang bisa di narasikan. Guna sebagai penanda dalam ingatan kita bahwa apa yang beliau sampaikan bukan hanya untuk didengar, namun haruslah berupa realitas gerakan.
Kemudian di Siang harinya, berganttian senior lain mengisi materi tentang ASWAJA, Yaitu sahabat Abdurrahim Ihwanto atau dikenal mbah jenggot. Salah bentuk murojja'ah. Setiap materi kegiatan yang sudah dilaksanakan, maka materi yang sudah tersebut dilaksanakan proses Follow Up. Agar apa yang sudah didapat tidak hanya sebagai ikut kegiatan saja. Tapi harus serius dalam belajar dalam setiap kegiatan. Beliau-beliau ini tidak mengharapkan apa-apa selain kehidupan organisasi terus bernafas lega, dengan bentuk multigerakan !!!!
Sampai pada momen malam keharmonisan, Yaitu makan bersama sambil bercengkrama dan bermain kartu. Yang sudah purna akan bercerita tentang kehidupan paska sudah jarang ketemu atau membahas pekerjaan yang sudah dalam jalur kordinasi alumni. Yang muda akan menikmati cengkram yang sama sambil mendengarkan cerita dari orang tua. Mereka memliki pengalaman lebih, dibagikan secara gratis, apakah tidak menjadi bodoh kita jika tidak memanfaatkan ketika tanggungjawab moral mereka sangat tinggi kepada kita. Dengan ketegasan dan kehangatn seperti apapun, cinta mereka dalam ber-PMII tidak menjadikan beliau-beliau ini melupakan apa yang sudah mereka lakukan untuk PMII. Sampai hari ini.....kita masihlah bertanya,, kalau hari ini kita tidak serius, bukankah itu tanda bahwa kita tidak ingin organisasi ini hidup??? Sumonggo kito renungaken......